-->

Pesan Untuk Remaja, Manfaatkan masa muda!

Tidak ada komentar


Remaja adalah potensi besar perubahan, juga potensi kehancuran. Manakala, remaja berprestasi, maka akan terbentuklah perubahan dalam suatu negeri. Sebaliknya, suatu negeri bakal hancur jika remajanya hancur.
Melihat remaja saat ini, nampaknya agak memperihatinkan. Kebanyakan dari mereka menjadi amoral, bermaksiat dan jauh dari islam. Kita bisa lihat bagaimana remaja muslim saat ini justru jauh dari islam. Mereka terjebak oleh lingkungan yang notabene sangat rusak.
Namun, meskipun begitu, ada juga remaja yang masih tetap istiqomah dalam memegang islam, karena mereka yakin bahwa mereka adalah muslim, mereka adalah peletak suatu perubahan. Oleh karena itu, mereka terus menyuarakan islam, berdakwah agar islam bisa jaya kembali layaknya dahulu.
Ada beberapa pesan untuk remaja yang ingin saya sampaikan. Semoga pesan ini dapat menjadi nasihat yang baik pada remaja
Manfaatkan masa muda!
Terkadang ada remaja yang mengatakan bahwa umur kita masih lama, gunakanlah masa muda kita untuk senang-senang. Katanya, nanti kalau kita udah tua baru tobat dan ibadah.
Nah, statement begini adalah statement yang salah. Pasalnya, kita tidak tahu kapan kita meninggal. Boleh jadi minggu depan, besok, hari ini, bahkan detik ini. kita tidak tahu kapan ajal kita menjemput. Oleh karena itu, selagi ada waktu, pergunakanlah waktu kita untuk ibadah padanya. Lagi pula, Allah memang telah menyeru manusia untuk bersegera—tanpa menunda-nunda—untuk ibadah. Allah swt berfirman;
Bersegeralah dalam ampunan dari tuhanmu dan surge yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa’[3]

Nah, inilah yang dilakukan remaja-remaja pada masa Rasulullah. Seperti misalnya Abdullah bin Amru bin Al ash. Di usianya yang masih muda, ia selalu menghatamkan Al-quran dalam waktu satu hari. Mengetahui hal itu, maka Rasulullah menyarankan kepada Abdullah untuk menghatamkan Al-qur’an dalam waktu 30 hari. Tapi, Abdullah mengatakan pada Rasulullah ‘’wahai Rasulullah! Biarkanlah aku menyelesaikan bacaan Al-quran seperti itu; karena aku masih kuat dan masih muda”,maka Rasulullah bersabda “selesaikanlah olehmu bacaan Al-quran pada setiap sepuluh hari” Abdullah menjawab “biarkanlah aku menyelesaikan dalam satu malam;karena aku masih kuat dan masih muda, ia tetap dalam pendiriannya”[4]
Sungguh! Dialah remaja yang sangat luar biasa,remaja yang sangat memahami bahwa masa muda dan masa kuat, adalah masa yang harus dipergunakan dengan sebaik-baik. Remaja ini sangat menyadari bahwa waktu adalah momentum yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini dilakukan karena ia tidak ingin tertipu oleh dua nikmat, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. Dalam hal ini, Rasulullah saw pernah bersabda:
Ada dua nikmat, dimana banyak orang yang tetipu oleh keduanya; nikmat sehat dan waktu luang”[5]
Karena itulah, ia terus memanfaatkan waktu untuk ibadah, perjuangkan islam. yang dengan itulah ia menjadi mulia.
Maka, kita sebagai remaja muslim tentu harus memanfaatkan masa muda dan masa kuat kita untuk ibadah pada Allah. Jangan malah sebaliknya, waktu kita itu justru kita pergunakan untuk pacaran yang jelas-jelas hanya membuang sebagian besar waktu kita untuk maksiat.
Kalau kamu pacaran, maka sebenarnya kamu hanya memanfaatkan waktumu hanya untuk maksiat dengan dosa. Jangan sampai kamu hanya menjadi bagian dari orang-orang yang merugi. Yang lebih parah, jangan sampai kamu mati dalam bermaksiat pada Allah, maka tempat kamu jelas, yaitu neraka.
Ada suatu berita menarik yang beberapa waktu saya dapatkan di internet. Cerita itu menceritakan tentang seorang lelaki dan seorang wanita yang pacaran lalu di sambar petir. Mau tahu beritanya kayak bagaimana? Ok, langsung saja ya saya kutip beritanya;
“Dua sejoli tewas akibat tersambar petir ketika sedang berpacaran di kawasan objek wisata Curug Ceheng di Desa Gandapata, kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (10/12) petang.
            Korban adalah Darsono, 23 tahun dan pasangannya Hartini, 23 tahun, keduanya sama-sama warga jalan kartaja, RT 3/3 kelurahan Purwokerto Timur. Dari keterangan Kasman, saksi yang melihat kejadian tersebut, sekitar pukul 15.00 WIB, kedua pasangan berada di Kompleks Curug Ceheng rumah Joglo Aglonema, mereka berteduh karena turun hujan disertai angin, selain mereka ada dua sejoli lain.
            Darsono dan Hartini duduk di pojok kiri rumah pojok joglo, pasangan lain di pojok sebelah kanan timur.tiba-tiba ada petir disertai suara menggelegar. Cabang pohon albasia yang ada disamping joglo langsung tumbang tersambar petir.
            Setelah menghantam pohon albasia, petir menyambar salah satu penyangga joglo hingga patah. Darsono dan Hartini yang tak jauh dari tiang itu juga ikut tersambar. Hartini terlempar ke balik tembok. Sedangkan Darsono terkapar di lantai joglo.
            Dua saksi melihat peristiwa tersebut berteriak ketakutan. Kontan teriakan tersebut mengundang perhatian warga sekitar untuk datang kemudian langsung memberikan pertolongan. Mereka melihat Hartini yang tergeletak di rerumputan dalam kondisi sudah tewas. Sedangkan Darsono juga tewas dengan sekujur tubuhnya hangus terbakar. 
Hasil pemeriksaan dokter menyebutkan, Darsono mengalami luka bakar dari dada hingga punggung. Rambutnya terbakar. Telinga kanan hingga leher bagian kanan juga luka bakar. Baju yang dipakainya robek-robek. Luka bakar juga ditemukan di bagian pinggang , kedua kaki dan betis kanannya. Sementara korban Hartini mengalami luka bakar di bagian wajah dan kakinya. Kepala kepolisian sector Sumbang Ajun Komisaris Sugito yang ada di tempat kejadian perkara mengatakan, adanya dua orang tewas akibat tersambar petir di objek Curig Ceheng. “Dua korban tewas akibat tersambar petir ketika sedang berteduh di rumah joglo.’’
Masruri , 50 tahun, orang tua Darsono dan kerabatnya kemudian datang ke lokasi. Dari keterangan pihak keluarganya, Hartini adalah teman dekat Darsono. Anaknya masih bujangan. Dia menjalin hubungan dengan Hartini yang berstatus janda. Mereka adalah tetangga karena tinggal satu RT.
Tapi keluarganya tak ada yang tahu kapan mereka pergi dari rumah. Keduanya pergi ke Curug Ceheng naik motor Honda Revo B-6668-TTZ milik Darsono.’’ [6]
            Nah Sobat! Bagaimana ceritanya, menarik kan? Bukan hanya menarik, tapi ceritanya juga menyeramkan tapi romantis. Kalau dibandingkan dengan cerita Romeo dan Juliet, mungkin cerita dari Darsono dan Hartini ini lebih romantis. Kenapa tidak, Darsono dan Hartini pergi sama-sama, boncengan sama-sama, berteduh sama-sama, dingin sama-sama, di sambar sama-sama dan mati pun sama-sama. Romantis bukan?
Dalam pandangan manusia, mungkin cerita itu adalah cerita yang menarik. Bahkan, kalau cerita ini di filmkan, mungkin akan dapat penghargaan. Tapi dalam pandangan islam, Darsono dan Hartini ini meninggal dalam keadaan su’ul Khatimah, karena ia meninggal dalam keadaan maksiat pada Allah swt.
Cerita ini sebetulnya harus memberikan kita pelajaran mengenai tentang ajal serta pentingnya kita untuk memanfaatkan waktu untuk ibadah. Karena jangan sampai kita meninggal dalam keadaan maksiat. Jika kita meninggal dalam keadaan maksiat, naudzu billah minzalik….
Oleh karena itu, kalau hari ini kamu masih pacaran, putuskan pacar kamu. Kamu tak mau kan, meninggal dalam keadaan su’ul khatimah? Kalau memang mau, tunggu apalagi, putuskan dia sekarang. Ambil hp kamu, telpon dia lalu bilang padanya “sayang kita putus”. Setelah kamu putus sama dia, bertobatlah! Sekaranglah saatnya kamu gunakan waktu dengan sebaik-baik untuk ibadah.
Sumber : remajaislamhebat.com

Komentar