Sebagai makhluk sosial, udah bawaan dari bayi kalo kita harus menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Sekolah baru, kelas baru, pastinya ketemu dengan sahabat baru.Minimal punya temen deh walaupun nggak deket-deket amat. Karena dengan memiliki sahabat, banyak yang bisa dipelajari untuk kebaikan diri dan hidup kita dunia akhirat. Petinju legendaris, Muhammad Ali pernah bilang ”Persahabatan adalah hal tersulit untuk dijelaskan di dunia ini. Dan ini bukan soal apa yang anda pelajari di sekolah. Tetapi bila anda tidak pernah belajar makna persahabatan, anda benar-benar tidak belajar apa pun”.Catet tuh!
Mencari sahabat sejati, pastinya nggak kaya bikin mi instan tiga menit udah kecium aroma nikmatnya. Tapi perlu waktu dan kebersamaan yang lumayan panjang. Nggak cuman fisiknya aja yang kontak, tapi udah melibatkan perasaan dari hati yang paling dalem plus banyak kecocokan satu sama lain sehingga bisa saling melengkapi. Ini yang bikin betah tiap orang untuk terus menjalin persahabatan. Dan yang namanya sahabat sejati, nggak bisa dipukul rata. Beda orang, beda juga karakter sahabat sejatinya.
Kalo perburuan sahabat sejati kita hasilnya nihil, nggak usah bete. Kita bisa jadi sahabat sejati bagi orang lain. Apalagi sebagai seorang muslim, menjadi sahabat sejati bukan semata-mata pengen dihargai balik. Tapi bagian dari kewajiban kita sebagai umat terbaik. Bernilai ibadah pula. Nggak sulit kok. Berikut aturan mainya dalam Islam.
Kalo perburuan sahabat sejati kita hasilnya nihil, nggak usah bete. Kita bisa jadi sahabat sejati bagi orang lain. Apalagi sebagai seorang muslim, menjadi sahabat sejati bukan semata-mata pengen dihargai balik. Tapi bagian dari kewajiban kita sebagai umat terbaik. Bernilai ibadah pula. Nggak sulit kok. Berikut aturan mainya dalam Islam.
Pertama, Mencintai dan membenci karna Allah swt. Dalam Islam, persahabatan bukan untuk meraih manfaat atau simbol status sosial. Tapi untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah swt. Rasul saw bersabda: “Tidaklah kedua orang saling mencintai karena Allah swt, kecuali bahwa dia lebih mencintai sahabatnya.”(Ihya ‘Ulumu al-Dîn).
Kedua, saling menghormati dan menghargai. Jalinan persahabatan nggak selalu mulus. Terkadang ada perbedaan pendapat atau perbuatan yang menyinggung. Sikap terbaik sebagai sahabat sejati, obrolin dan diskusikan dengan kepala dingin. Bukan mendendam atau ngomongin di belakang. Selain untuk mengurangi prasangka buruk, bagus juga untuk menambah kedekatan. Rasul saw mengingatkan, ”Jangan saling membenci, jangan saling memusuhi, dan jangan memutus hubungan. Jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. Tidak diperbolehkan seorang Muslim memboikot sesamanya selama lebih dari tiga hari”(HR. Muslim dan Tirmidzi).
Ketiga, menyembunyikan aib. Kalo kita tahu sahabat sejati berbuat nggak pantas bin tercela, jangan bingung apalagi malah ikut-ikutan dengan alasan solidaritas. Sahabat terbaik akan menjaga aib sodaranya alias nggak diobral ke orang lain. Dan nggak lupa untuk ngingetin juga agar nggak mengulangi perbuatan tercela itu. Rasul saw bersabda, ”Siapa saja yang menyembunyikan (aib) seorang muslim, maka Allah akan menyembunyikan (aibnya) di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba yang gemar menolong saudaranya.”(HR. Muslim).
Keempat, saling mengutamakan. Ada saatnya sahabat perlu uluran tangan kita. Baik waktu, tenaga, harta, atau masukan. Jadi jangan sungkan untuk menawarkan bantuan. Atau kita bisa ngasih hadiah untuk meringankan bebannya. Itulah yang diajarkan rasul saw. “Tidaklah seorang menemani sahabatnya, meskipun hanya sesaat di siang hari, kecuali ia akan ditanya (tentang tanggung jawabnya) dalam persahabatan itu, apakah dia melaksanakan hak-hak Allah atau mengabaikannya.”(Ihya’ Ulumu al-Diin).
Kelima, saling mengingatkan. Sahabat sejati pastinya akan mengajak untuk berbuat taat, bukan maksiat. Saling menasihati untuk kebaikan dunia akhirat. Karena seorang sahabat sejati, nggak pengen temannya celaka atau dibenci Allah swt. Sama seperti dirinya. Jadi, jangan segan untuk saling mengingatkan dan menyampaikan kebenaran Islam meski terasa pahit.
Semoga kita bisa menjadi atau menemukan sahabat sejati yang memenuhi kriteria di atas. Percaya deh, sahabat sejati pasti ngasih kebaikan bagi kita dunia akhirat. Karena pengaruh teman plus lingkungan sangat besar membentuk cara berpikir dan perilaku kita. Rasul saw mengingatkan, ”Orang itu mengikuti agama teman dekatnya; karena itu perhatikanlah dengan siapa ia berteman dekat”. (HR Tirmidzi).
Semoga kita bisa menjadi atau menemukan sahabat sejati yang memenuhi kriteria di atas. Percaya deh, sahabat sejati pasti ngasih kebaikan bagi kita dunia akhirat. Karena pengaruh teman plus lingkungan sangat besar membentuk cara berpikir dan perilaku kita. Rasul saw mengingatkan, ”Orang itu mengikuti agama teman dekatnya; karena itu perhatikanlah dengan siapa ia berteman dekat”. (HR Tirmidzi).
Oh ya, dalam mencari sahabat sejati sebaiknya sesama jenis. Yang cewek bersahabat ama cewek, juga yang cowok ama cowok lagi. Bukan berarti anti lawan jenis lho. Boleh aja interaksi ama lawan jenis selama ada keperluan yang mengharuskan adanya komunikasi. Seperti dalam hal pendidikan, belanja di pasar, atau berobat ke dokter. Di luar itu, sebaiknya kembali ke alam masing-masing. Selain sesama jenis, muslim or muslimah lebih layak kita jadikan sahabat sejati. Allah swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu“(QS. Ali-Imran [3]: 118)
Punya sahabat itu memang indah tiada tara. Lebih indah lagi kalo dia adalah sahabat dunia akhirat. Yang bisa ngasih semangat kita untuk tetep terikat dengan aturan syar’i dan bersama-sama meraih ridho Illahi. Sahabat sejati, nempel di hati. Yuk mari!
Sumber : dakwahremaja.com